Goa Angker di Pangandaran, Konon Terdapat Kucing Besar yang Misterius
Diperbarui jam: 15:49
Di sebuah goa yang jarang dijamah manusia, tepatnya berada di Desa Jadimulya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, ditemukan tanaman bunga anggrek langka dan jejak seekor kucing besar.
Temuan itu setelah tim penggerak pariwisata Kabupaten Pangandaran mengeksplor potensi goa tersebut pada bulan September tahun 2018 lalu.
Di Desa Jadimulya, Kecamatan Langkaplancar, terdapat sejumlah goa dan kini sudah dikembangkan menjadi objek wisata.
Sebut saja Goa Sinjang Lawang, Goa Wayang, Goa Apu, Goa Bagong, Goa petir, Goa Macan, Goa Patapan dan Goa Lanang.
Sementara goa yang terdapat temuan bunga anggrek langka dan jejak seekor kucing besar, hingga kini belum diberi nama, karena jarang dijamah manusia dan posisinya berada di tengah hutan belantara.
Penggerak Pariwisata Kabupaten Pangandaran, Asep Kartiwa, mengatakan, pihaknya yang beranggotaan 6 orang diminta oleh warga setempat untuk mengeksplor sebuah goa yang sudah lama tidak dijamah manusia.
Posisi goa tersebut, berada di sebuah perbukitan hutan berantara yang memang jaraknya cukup jauh dari permukiman penduduk.
“Warga memberitahu kami bahwa di sekitar Goa Apu dan Goa Bagong masih terdapat goa yang belum tereksplore dan sudah lama tidak pernah terjamah manusia. Warga tidak berani masuk ke goa tersebut karena di dalamnya terdapat banyak binatang buas seperti babi hutan dan konon ada kucing besar yang sangat buas,” ujarnya seperti dilansir salah satu media online Pangandaran, 11 September 2018.
Menurut Asep, timnya sudah berhasil memasuki goa tersebut. Goa itu belum diberi nama oleh warga sekitar.
Karena memang tidak pernah lagi dijamah manusia. “Kami bersedia mengeksplore goa ini, karena penasaran dengan cerita warga di sini. Menurut warga, di goa itu terdapat hewan langka sejenis kucing berukuran besar dan keberadaannya misterius,” ujarnya.
Asep mengatakan, ketika timnya pertama kali menginjakan kaki di mulut goa tersebut, benar saja menemukan jejak kaki hewan besar.
Jejak itu diduga kaki kucing besar yang belakangan menjadi perbincangan warga sekitar. “Warga di sini takut datang ke goa ini karena ada kucing besar. Kucing besar ini karekternya seperti binatang buas dan dapat melukai manusia,” katanya.
Setelah memasuki dan mengamati keberadaan di dalam goa sekitar hampir dua jam, ujar Asep, timnya kembali menemukan jejak kaki kucing besar.
Jejak kaki itu tampak lebih jelas dari yang berada di mulut goa. Ukuran jejak kaki itu diperkirakan memiliki panjang sekitar 6 cm dan lebar 5 cm.
“Kami sangat berhati-hati saat menjelajah ke goa ini. Dengan membekal senjata tajam, kami berjalan menyusuri goa dengan perlahan. Kami khawatir kucing itu muncul dan menyerang kami. Namun, setelah ditelusuri sampai ke celah goa, kucing yang katanya buas itu tidak ditemukan,” ujarnya.
kotoran hewan di goa angker.
Namun begitu, lanjut Asep, tidak jauh dari posisi temuan jejak kaki, ternyata ditemukan kotoran hewan. Apabila dilihat dari bentuknya, memang mirip seperti kotaran kucing.
“Meski tidak menemukan kucing besar, namun kami yakin keberadaannya memang ada. Karena jejak kaki dan kotorannya benar-benar menandakan ciri-ciri yang dimiliki kucing,” terangnya.
Asep mengungkapkan pihaknya pun melakukan identifikasi goa. Hasilnya, mulut goa diperkirakan memiliki lebar 8 meter, tinggi 6 meter dan kedalaman sekitar 70 meter. Menurutnya, lubang goa mengarah ke atas dengan lubang lainnya lebih sempit dari lubang pertama.
Sementara batu stalagtit dan stalagmitnya sekitar 60 % masih aktif. Selain itu, terlihat tetesan air masih mengalir dari ujung-ujung stalagtit.
Di goa itupun terdapat beberapa jenis ornamen goa seperti stalagtit, stalgmit, column dan flowstone. Di luar goa terdapat tebing dengan keterjalan 90 derajat dengan batuan kapur dan ketinggian sekitar 100 meter.
Di goa itu terlihat beberapa lubang yang tertutup dengan bongkahan patahan stalagtite yang jatuh. Diperkirakan terdapat lubang besar dibalik bongkahan tersebut.
Menurut Asep, tidak jauh dari goa yang jarang dijamah manusia itu, terdapat Goa Apu. Goa ini pun sama sudah jarang dijamaah manusia karena lokasinya berdekatan dengan goa yang ditakuti warga. “Goa Apu ini memilki lebar sekitar 60 meter dan panjang sekitar 50 meter serta ketinggian sekitar 12 meter. Uniknya, di goa ini terdapat ornamen yang memilki bentuk seperti batuan kristal. Staglagtite juga masih kelihatan aktif,” ujarnya.
Di Goa Apu, lanjut Asep, pihaknya menemukan Bunga Anggrek Kantung Semar yang terbilang langka. Selain tumbuh di hutan, bunga jenis itupun tidak sembarang tumbuh.
Dia pun meminta anggrek itu harus dilindungi dan jangan sampai dipindahkan ke tempat lain. “Ukuran bunga anggrek itu panjangnya sekitar 3-4 cm, lebar sekitar 2-3 cm dan bentuknya tabung,”katanya.
Menurut Asep, kawasan goa di wilayah Desa Jadimulya memang sangat potensial apabila dijadikan destinasi wisata minat khusus. Selain itu, kawasan itupun harus ditetapkan sebagai kawasan lindung binatang langka dan tanaman langka.
Di temui terpisah, Yaya, warga setempat, mengungkapkan, berdasarkan cerita orangtua setempat, goa itu pernah dijadikan tempat pengungsian pada zaman penjajahan Belanda dan zaman pemberontakan DI TII.
“Kata cerita orang tua di sini, saat itu warga harus mengungsi karena terjadi peperangan. Karena keadaan genting, akhirnya terpaksa mencari tempat persembunyian yang aman. Kemudian ditemukanlah goa tersebut,” terangnya.
Goa itu pun, tambah Yaya, memiliki ukuran ruangan yang sangat luas. Sehingga bisa menampung banyak orang yang mengungsi. “Tetapi setelah itu tidak ada lagi warga yang berani menginjak ke goa tersebut. Karena takut banyak binatang buas dan konon di dalamnya sangat angker,” terangnya.
Jangan lupa selalu kunjungi Brobali.com untuk mendapatkan informasi menarik lainnya