16+ Puisi Untuk Ayah Singkat (Bisa Untuk Anak SD & SMP)
Diperbarui jam: 08:02
Seringnya kita mendengar peringatan hari ibu. Sebenarnya ada tidak sih peringatan untuk ayah? jawabannya tentu ada dong. Hari ayah nasional diperingati setiap tanggal 12 november setiap tahunnya.
Nah, sebentar lagi kita akan memasuki bulan november nih, dimana hari ayah berada.
Untuk ikut memeriahkan peringatan hari ayah, di bawah ini Brobali.com sudah merangkum beberapa puisi tentang ayah yang sangat menyentuh hati. Puisi-puisi ini dapat kamu jadikan sebagai referensi atau ide untuk menciptakan sebuah karya puisi originalmu.
Kumpulan puisi untuk ayah ini kami rangkum dari berbagai sumber, jadi jika kamu berasa ada salah satu puisi karyamu dan belum tercantum sumbernya silahkan kontak kami ya.
Langsung saja, ini dia puisi-puisi untuk ayah yang inspiratif, menyentuh dan sedih.
Baca Juga:
Pahlawan Kesuksesanku
Fajar telah menyapa pagi ku.
Kau jadikan harimu, hari untuk pengorbanan.
Pengorbanan mencari rezeki, pengorbanan untuk mencari awal yang baru.
Kau ajarkan aku arti perjuangan, kau ajarkan aku arti kesuksesan.
Ayah mungkin tanpamu aku tidak bisa seperti ini.
Mungkin tanpamu aku tidak bisa berdiri di tengah-tengah impianku.
Impian untuk meraih keberhasilan.
Impian untuk mencapai kemenangan.
-Ardiyani Muninggar-
Penantianku Ayah
Jika Kau
mencobek perasaanku,,,Ayah
Rasa sakit dan menyedihkan
menumpuk hati ini
kau tahu?
bagimana perasaanku kala itu?
kau egois
egois,,,
lama sudah aku
menunggu kasih sayangmu,,,Ayah
tapi kau tak perduli
kau anggap aku ini sampah
sampah,,,
sampah yang sangat mengotori hidupmu
kasih sayangmu
tak sebanding
kasih sayang Ibu kepadaku,,,
aku sangat merindukanmu
rindu akan kemarahanmu
rindu akan bentakanmu
aku,,,,,
rindu ayah
kuingin menjerit
kuingin menangis
tapi kau,,,
kau menahanku
tuk melakukan semua itu
sekarang
aku tak butuh dirimu lagi,,,Ayah
kau yang membuat
hati ini memebencimu
sudah banyak luka
yang kau berikan padaku
mungkin,,,itulah
itulah kasih sayangmu padaku,,,Ayah
tak ada artinya
menangisi kasihmu yang kosong
yang ada hanya penantianku
selamat tinggal,,,Ayah
terima kasih atas
kasihmu yang selama ini
begitu membekas dihatiku
thank you very much,,,
my Father
-Alfiah Dara Lubis-
Lelaki di Sudut Lorong
Lelaki di sudut lorong
Dia adalah lelaki kuat bak baja dan sabar bak laut
Tiada mengeluh ketika susah
Tiada pula berteriak ketika senang.
Lelaki di sudut lorong
Dia adalah lelaki miskin
Miskin harta tapi kaya hati
Miskin ilmu tapi kata iman.
Lelaki di sudut lorong
Dia adalah lelaki mati rasa
Tiada bisa tersenyum tiada bisa menangis
Kehidupan telah mempermainkannya.
Lelaki di sudut lorong
Dia adalah lelaki berhati maaf
Ratusan orang pernah memakinya, memaki harga dirinya
Maaf masih ia suguhkan untuk membalas mereka.
Lelaki di sudut lorong
Dia adalah lelaki yang hidup dengan airmata
Hidup di jalan
Bertemankan hina dan berkasihkan sengsara.
Lelaki di sudut lorong
Kerasnya takdir telah mengubahnya
Hatinya telah tiada tanpa bentuk
Raib di telan rasa sakit.
Lelaki di sudut lorong
Makanannya adalah kekecewaan
Minumannya adalah airmata
Dan pujiannya adalah hinaan.
Lelaki di sudut lorong
Tidur di emperan toko
Kerjaannya adalah mengharap, tidak! mengemis
Mengemis sedikit nurani dari mahkluk yang mengaku manusia.
Lelaki di sudut lorong
Dia adalah ayahku
Masa mudanya telah menjadikannya batu
Kerasnya hidup membuat ia tegar.
-Rayhandi-
Lafaz Cinta Untuk Ayah
Untukmu ayahku.
Kau tanam cinta di hatiku
Bersemi hingga menyatu dalam jiwaku
Tak pernah luput dalam ingatanku
Bintang yang menemani malamku,
Gelap yang menyapa malamku,
Dan mentari yang akan temani hariku,
Karna tulus dan indah cintamu
Aku akan menjadikanmu raja dalam hatiku
Yang akan terus mendekap hati dan jiwaku.
Ayahku.
Cintaku, cinta kami selalu,
Dan selamanya tetap bersamamu.
Selamat jalan ayah ku.
Akan terus kukirim fatihah untuk mu,
Bukti cinta pada mu.
-Qiky Almuktari-
Ayah dan Burung-burung
Aku terbayang ayah yang melangkah di pematang sawah kenangan.
Sesekali langkahnya tertegun
ngungun bersama embun.
Kadang ayah bagai orang-orangan dari jerami
di tengah menguning padi.
Kusentakkan tali rindu di antara kami.
Maka tersintaklah ayah bersama riuh burung-burung yang berlepasan
tak kembali lagi.
-Radial Tanjung Banua-
Panutanku
Saat aku kecil
Ayah sangat baik
Kau peluk aku dengan jari-jarimu yang kuat
Kau belai serta kau cintai aku
Ayah
Ketika ibu ada
Kamu bersama ibu mendidikku
Memberi apa saja yang aku meminta
Bekerja, cari uang supaya aku masih tersenyum
Ayah
Tidak ada pahlawan yang lebih baik sesudah Ibu
Kecuali kamu Ayah
Ayah, engkaulah pahlawanku
-Unknown-
Untukmu Ayahku
Di keheningan malam.
Datang secercah harapan.
Untuk menyambut jiwamu datang.
Sebercik harapan agar kau kembali pulang.
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan.
Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata.
Tapi apalah daya.
Semua harapan hilanglah sirna.
Karena kau telah tiada.
Ayahku tercinta.
-Dina Sekar Ayu-
Ungkapan Hati Seorang Anak
Dari rahim seorang wanita yang tegar aku dilahirkan
Dari seorang pria yang tangguh aku dididik
Engkaulah yang pertama kali aku kenal sejak lahir
Yang telah memberikanku kasih sayang
Memberikan kehangatan ketika aku kedinginan
Memberikan perhatian ketika aku menangis
Dan yang selalu mengganti popokku
Ketika aku pipis dicelana
Engkau juga telah menjadikanku seperti ini
Dari ketika masih ingusan hingga beranjak dewasa
Ketika beranjak dewasa seperti ini aku mulai sadar
Bahwa aku belum bisa membahagiakanmu
Banyak waktu yang telah aku sia-siakan
Banyak kata yang aku lontarkan yang membuatmu kecewa
Dan telah banyak uang yang kau berikan padaku
Seakan-akan untuk membuatku senang
Ayah ibu
Kata maaflah yang bisa aku ucapkan saat ini
Dan sebuah do'alah yang mungkin bisa aku panjatkan
Aku berdo'a semoga engkau tetap diberikan umur panjang
Sampai aku benar-benar bisa membahagiakanmu
Sampai aku benar-benar menjadi seseorang yang kau harapkan
Menjadi anak yang bermanfaat bagi sesama
Dan menjadi anak yang selalu taat kepada-Nya
-Andika Surya-
Saat-Saat Bersama Ayah
Waktu berjalan begitu cepat
Menikam waktu dan kenangan yang kugenggam bersama Ayah
Bermain dengan puisi biru saat aku beku
Hilang kosong di tangan, raib.
Seandainya waktu sedikit tahu
Tahu bahwa hatiku teramat menyayangi Ayah
Aku tidak akan kehilangan seperti ini
Seperti puisi kehilangan baris
Kenangan begitu banyak berputar di otakku
Saat bermain hujan saat memancing
Kenangan itu masih menyatu dengan kenyataan
Kenyataan yang tiada berhenti mempermainkanku
-Unknown-
Yang Berjiwa Tegar
Bagiku
Engkau penawar sesal di arena luas
Memberi dengan cinta
Hidup untuk kami
Berjuang untuk keluarga
Selalu terpatri dalam hati
Perjuanganmu yang penuh arti
Bangga diri ini dititipkan padamu ayah
Senyummu di hadapan kami
Merubah segala payah
Terimakasih ayah
Akan ku jaga kebanggaanmu padaku
Hingga tiba saat anakmu tumbuh dewasa
Engkau berbesar hati melepasnya
Menjadi bagian dari diri yang lain
-Kurnia Habibah-
Bait Sajak untuk Ayah
Ayah...
Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku
Menuju lembah tinggi kedamaian
Dekapanmu telah meredam amarahku
Tak kuasa tangisku berderai
Kala ku ingat kata bijakmu
Kau jaga aku
Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku
Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu
Demi aku
Demi anakmu
Seakan tak pernah lelah kau
hapuskan tetes air mataku
Seakan tak pernah bosan
kau redamkan aku dari tangisan
Ku urai hati ini
Untukmu
Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan
Pada Dermaga hidupku
Hanya sebentuk puisi dari ketulusan hati
Untukmu, ayah. Terima kasih.
-Novi Aqila-
Untuk Ayah dan Ibu
Ayah.. Ibu..
Walau sering aku mendurhakaimu
Kau tetap tersenyum
Ayah.. Ibu..
Kau peras keringatmu
Hanya untuk buatku bahagia
Ayah.. Ibu..
Aku berjanji
Aku berdoa
Selalu berusaha semampuku
Bahagiakanmu di masa tuamu
-Novi Aqila-
Ayah
Di setiap tetes keringatmuDi derai lelah nafasmu
Si penuhi kasih sayang yang luar biasa
Demi aku kau rela di sengat matahari
Hujan pun tak dapat membatasimu
untuk aku anakmu
Di setiap doamu kau haturkan segenap harapan
Ayah...
Kan kujaga setiap nasehatmu
Di setiap nafasku
Di relung hati akan kuhangatkan namamu
Akan kukobarkan semua impianmu
Hanya untuk menikmati senyumu
Di ufuk senjamu
Ayah.
-Ratih Anjelia Ningrum-
Untuk Ayah
Negriku, di depan mata akan segera datang ayahmu
Bak mentari dan paginya yang cerah
Ayah baru akan menyayangimu,
Tanpa mengharapkan pengembalian darimu,
Tanpa merampas uang tabunganmu lagi.
Ayah, kami akan memilihmu esok hari
Ayah, jangan lagi biarkan kami lapar dan mengais disiang hari,
apa lagi meminta....
Ayah, jangan tegakan kami memeluk dingin di emperan jika malam menjelang
Ayah, buatkan dinding-dindang kokoh,
dengan kolong kasur, bukan lagi kolong jembatan
Ayah, didik kami dengan nada yang ramah, bukan lagi bentakan kasar dan tembakan
Ayah, Negri ini rumah kami dan engkau ayah kami
Ayah, hapuskan air mata kemiskinan kami dan peluk kami kedalam dada kepemimpinanmu
Ayah, kami anak negri yang mengharapkanmu
Yang mengenalkan kami pada ketauhidan
Jika kami bisa patuh pada Tuhan,
Maka kami akan tahu menghormati dan menyeganimu
Ayah, sayangi kami dan rumah ini...
Anak negri yang rindu akan kedamaian negri sendiri
-Intan Purnama-
Ayah
Kerut di wajah tanda usia senja
Tak menghalangi langkah tegarmu
Mandi keringat membanting tulang
Demi kami semua keluargamu
Fajar menyingsing kau melangkah
Di senja hari baru kau kembali
Hanya ada satu tujuan mulia
Memberi sinar bahagia bagi kami
Kau memohon pada Tuhan
Berkah keselamatan untuk Ayah
Memberi rahmat dan kekuatan
Melindungi jalan kehidupannya.
-Yayuk Pratiwi-
Getar Malam Rinduku
Ingin ku gali gundukan itu
Dan mencabut papan nama setiap dukaku
Biarlah nafasku memeluk tentang mu
Puisi-puisi gelap menimang ku
Sajak berairmata merangkulku
Dan merambatkan tiap ratap disekitar gelap
Seolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelah ku
Nyanyi cerita tentang dahaga merindu
Seolah kau titipkan restumu
Lewat dingin malam menyuap
Mantra-mantra penghapus basah tatapku
Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu
Seperti suara hati yang tersampaikan padaku
Bahkan suara gitar berbeda saat anganku
Menuju kenangmu
Getar yang memancar melahirkan syair
Bak pujangga berlagu
Ini untukmu, Itu buatmu, Dan do'a sebagai baktiku
Miss you Ayah
-Eko Putra Ngudidaharjo-
Kerinduan
Ayah di mana engkau berada
Di sini aku merindukan mu
Mengiginkan untuk bertemu
Merindukan akan belaian mu
Kasih sayang mu selalu ku rindukan
Engkau selalu hadir dalam mimpi ku
Mimpi yang begitu nyata bagiku
Menginginkan engkau untuk kembali
Aku selalu mengharapkan engkau hadir
Menemani aku setiap hari
Menemani masa pertumbuhan ku
Untuk tumbuh menjadi besar
Tampa engkau di sisiku
Tampa engkau yang menemani Hari-hari ku
-Niki Ayu Anggini-
Jangan lupa selalu kunjungi Brobali.com untuk mendapatkan informasi menarik lainnya